Rabu, 07 Maret 2012

orangtuaku pahlawanku

"Ya allah, semoga kelak anaku menjadi anak yg soleh/solehah dan tumbuh menjadi anak yg cerdas"
"Ya allah...mudahkanlah segala urusannya, lancarkan lah iya dalam mengerjakan soal-soal" 

Mungkin itu adalah petikan doa yang sering kedua orang tua kita ucapkan. 
Pernahkan terbesit dalam pikiran kita, seberapa letih mereka mencari nafkah untuk membesarkan kita dan merawat kita? 
Mungkin sebelumnya aku tak pernah berfikir akan hal itu. 
Sering kali kita membatah perkataan kedua orang tua kita. 
Ketika mereka bertanya "nak, ajarin mamah/papah ini dong!" Dengan tegas kita menjawab "ah males ah, mah/pah. Aku sibuk banyak tugas nih" Pasti rasanya malas sekali kita untuk menjelaskan ataupun mengajarkan apa yg orang tua kita tanyakan.
"Nak tolong bantu!" , "ntar ah aku lagi asik nih main game".
Naudzubilah minzalik, secara tidak langsung kita udah jadi anak durhaka. 
Tahukah kamu? Walaupun kita sering membatah, sering kali buat mereka marah. Tapi sungguh mulia hatinya, mereka tetap mendoakan kita, memaafkan tanpa kita meminta.

Apa menurutmu ketika kita berhasil memenangkan sebuah perlombaan, mendapatkan juara kelas, diberikan nilai yg baik dan diluluskan ketika ujian nasional ataupun ketika membuat skripsi itu semua adalah hasil kerja keras kita belajar? Salah besar kalo kita berfikiran seperti itu. Semua itu tak lepas dari doa-doa mereka yg sering mereka berikan untuk kita.

Mereka selalu selipkan nama kita disetiap doanya. "Ya allah, jadikanlah hari esok hari yg baik untuk anak-anaku. Lindungi ia ya allah", kurang lebih mereka selalu ucapkan itu dalam hatinya. 
Apa kita tau seberapa sakitnya ibu melahirkan kita? hidup dan mati ia perjuangkan. Bahkan jika dia bisa memilih, dia lebih memilih dia yg mati demi kelahiran kita.
buat kalian yang masih memliki orang tua yg lengkap, lihatlah raut muka kedua orang tuamu ketika tidur terlelap dimalam hari. Lesu, capek, kantung matanya hitam, banyak garisan di wajahnya. Banyaknya garis di wajah yg tergurat, tidak sebanding dengan banyaknya perjuangan yg mereka berikan untuk kita. Mungkin kita tak pernah tau kesusahan mereka. Mereka cari uang sana-sini bahkan meminjam uang tanpa sepengetahuan kita untuk membayar rumah sakit saat kita sakit, membayar uang sekolah ataupun bayar kuliah demi keberhasilan kita mereka lakukan apa saja.

Letih bukan jadi masalah untuk mereka.



Aku pernah bermimpi tentang anganku kepada kedua orang tuaku, saat itu tepatnya pelajaran agama islam. Guru ku menceritakan tentang keindahan mekkah beserta keindahan ka'bah dan juga kemegahan masjidil harram. Subhanallah, membayangkannya saja bulu kuduku merinding. Ketika ia menjelaskan satu persatu, sempat pikiran ku tersentak dan berkata dalam hati "ya allah, dapatkah aku mengajak kedua orang tuaku menikmati keindahan ka'bah?mudah-mudahan uang ku cukup buat ajak mamah papah kesana,amin". Dulu aku masih duduk dibangku SMP kelas 1. Sekarang aku seorang mahasiswi semester2 disalah satu universitas swasta di depok, aku jauh dari orangtuaku, karna terlalu jauh jarak dari rumah ke kampus, akupun memutuskan untuk kos di dekat kampus. Itulah yg membuatku jarang bertemu mereka.

Saat aku mendengar papah jatuh sakit, aku sempat kepikiran. Rasanya ingin sekali cepat-cepat pulang kerumah dan melihat keadaannya. karena sebelumnya papa memang bukan lelaki yang mudah sakit. Awal mulanya, mamah mengajaknya untuk cek darah, awalnya cuma iseng dan ingin sekedar tahu. Ternyata hasil tes mengatakan papa positive mengalami diabetes. Bersyukurnya papa bukan termasuk diabetes yg bahaya. Tapi bagaimanapun mama harus jaga-jaga agar tidak memburuk karena dokter mengatakan jika 4hari dicek semakin naik kadar gula yg terkadung, papa disarankan untuk menjalani rawat inap. Hampir 2 bulan papa sakit, papa ga ke kantor. Badan papa yang semula gemuk jadi kurus karena kepikiran sama penyakitnya. Mungkin juga karena pola makan yg dirubah. Aku sedih liat papa seperti itu, untung tersenyum saja sulit. Suara papah melemah karena penyakit yg menyerang tubuhnya. sebuah kalimat terucap ketika aku didekat papa "pah, papa harus sembuh. Kk mau liat papa sehat. Papa mau kan liat kk pake toga dan diwisuda? Ayo pah papa sembuh yaa. Kk mau liat papa nanti masih gagah berdiri disamping kk terus kita pajang deh foto dan figuranya di ruang tamu". Sentak yg mengagetkan ku, papa menangis mendengar aku berkata seperti itu. Papa langsung memeluku dan berkata "Iya nak, papa mau sembuh. Mau liat kk diwisuda. Nanti kita besarin ya fotonya biar dipajang". Wah aku ga nyangka, kalimatku barusan memberikan energi yg luar biasa. Syukur alhamdulillah kuucapkan allah membantuku dengan cara yg seperti itu. Selang waktu berjalan, papah mulai membiasakan minum sarang semut setiap pagi, Makan tahu rebus, dan mengurangi kandungan makanan yang berkarbohidrat terlalu berlebihan dan jajan sembarangan. Alhasil, papaku kembali sehat dan menjalankan aktifitas sepeerti biasanya dan tetap menerapkan pola makan. 

Ya memang terkadang papa suka bandel nyuri-nyuri kesempatan buat makan-makanan enak :D 

Mungkin bisa dibilang aku bukan anak yg sangat berbakti pada orang tuaku, tapi dengan adanya masalah demi masalah, cobaan demi cobaan yg menimpa keluargaku, keadaan merubahku menjadi sosok gadis yg masih belia menjadi wanita dewasa. Banyak masalah yg datang mengajarkanku untuk tetap berdiri kokoh. Menjadi lilin yg tetap menyala walaupun banyak angin yg mencoba untuk meredupkan cahayaku.
Lama-lama usiaku beranjak dewasa, setiap tahun yg berjalan, setiap waktu juga umurku semakin berkurang. Setiap masalah yg datang, kujadikan pelajaran agar kelak dapat mengatasi disaat aku menemukan masalah yg sama. Semuanya menguatkan aku untuk tetap bertahan :)
Sekarang, mungkin banyak orang menganggap aku masih belia. Tapi buatku, hidup akan berjalan kedepan. Mau sekarang atau nanti, aku akan memikirkan hal itu juga nantinya. Jadi lebih baik, kita prepare hidup dari sekarang. Atur hidup kita, mau bagaimana kita hidup da memaknai apa arti hidup kita. Umur bukan jadi patokan seseorang dapat dikatakan dewasa, semua diliat dari sudut pandang dan cara kita dalam berfikir. 

Mamah dan papahk selalu berkata padaku, jadilah orang yg berguna untuk diri kita dan juga orang-orang disekitar kita. Sisihkan apa yg kita punya bagi orang lain, semakin banyak kita memberi semakin banyak pula apa yg kita terima. Satu hal Pelajaran yg dapat kuambil, contohnya saja ini, Ketika papahku pulang kantor, tin.....tin.... mendengar suara kendaraannya berbunyi. Cepat-cepat aku bergegas ke pagar untuk menyambut kedatangannya (hal ini kebiasaan atau tradisi di keluarga ketika papah datang selalu menyambut dan mencium tangannya). Saat aku cium tangan, mamah bilang "kak, kok papahnya ga dicium pipinya? jangan nunggu papanya udah ga ada baru nangis-nangis diciumin" duh, sempet berfikir mamah kok kaya gitu sih ngomongnya, tapi ada benernya juga sih. Banyak kan kejadiannya kita baru nangis-nangis di liang lahat dan meminta maaf kepada kedua orang tua kita. Percuma banget kaya gitu, mintalah maaf ketika ia masih hidup. segeralah menjadi anak yang baik, allah tidak memberikan nyawa yg banyak untuk kita hidup. Jadi pergunakanlah waktu yang kita dapatkan ini untuk berbakti kepada orang tua. Jangan menyesal dikemudian hari karena kita tidak sempat untuk membahagiakan mereka ! Tidak ada kata terlambat kok, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Jadi tunggu apa lagi, 
buat mereka tersenyum sebelum mereka tidak dapat lagi tersenyum :)

Terimakasih bagi yang sudah membaca, semoga apa yg saya tulis dapat berguna dan dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua
CINTAI ORANG TUAMU SEPERTI KAMU MENCINTAI PACARMU 

(malu dong masa lebih sayang sama pacar dari pada orang yg sudah membuatmu seperti sekarang,
karena ga ada mereka ga ada kamu) :)

0 komentar:

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))

 

Syifa Blog {Syifa Rizky Amanda} Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting